ASA YANG TERTINGGAL

"Masa depan yang cerah berdasarkan pada masa lalu yang telah dilupakan. Anda tidak dapat melangkah dengan baik dalam kehidupan anda sampai kamu melupakan kegagalan anda dan rasa sakit hati".(zenis'80)

Kamis, 04 Juni 2009

MAKE-UP KE-Sekolah? Gimana Ya?


Make up wajah sering dilakukan kaum perempuan untuk mempercantik diri mereka. Tapi apakah untuk pergi ke sekolah juga perlu memakai make up?

Bagi kaum hawa, foundation, bedak, lipstik, pensil alis, blush on, eye liner, eye shadow dan lainnya mungkin bukan hal yang asing. Sejak kecil, anak perempuan sering menyaksikan ibu, tante dan saudara-saudara perempuan mereka menggunakan make up untuk wajah tersebut.
Demikian pula dengan cara menggunakan peranti make up itu mereka sudah mengetahuinya. Mulai dari meratakan alas bedak hingga menaburkan blush on ke tulang pipi sudah akrab bagi mereka. Pengalaman tersebut akan diingat hingga saat anak bisa menggunakannya.
Biasanya, pada usia remaja, mereka sudah mulai mencoba-coba ber-make up, baik untuk sekadar mencoba di depan kaca atau untuk menghadiri acara-acara tertentu. Tapi apakah mereka juga perlu menggunakannya pada saat ke sekolah? Beberapa siswa mengaku belum ada perlunya menggunakan make up saat pergi ke sekolah. Pasalnya, pihak sekolah memiliki larangan yang jelas untuk penggunaan make up pada semua kegiatan sekolah.
Seperti dikatakan siswa Kelas XI IPS 2 MA Walisongo, Bunga (samaran), yang mengaku tak pernah memakai make up saat pergi ke sekolah. Selain dilarang, dia juga belum tertarik untuk merias diri di sekolah.
”Saya sih nggak pernah pakai make up ke sekolah karena memang nggak kepingin. Lagian sekolahan juga melarang. Paling-paling saya cuma pakai bedak,” kata dia saat ditemui di sekolahnya.
Sementara salah satu teman sekelas Bunga, Mawar (samaran), mengatakan hal serupa. Selain pihak sekolah melarang siswanya memakai make up, dia juga tak ingin terlihat mencolok di antara teman-temannya.
”Sekolah kan melarang, jadi nggak pake-pake make up lah. Kalaupun saya memakai bedak, cuma agar wajah tak kelihatan berminyak,” kata dia.
Sementara itu, Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan MA Walisongo mengungkapkan bahwa larangan penggunaan make up telah dicantumkan dengan tegas dalam Tata Tertib Siswa, tepatnya pada BAB II Tentang Tertib Diri. Pada Pasal 2 poin C disebutkan (siswa) tidak dibenarkan merias diri semaunya sendiri, bersandal ke sekolah, dan lain-lain yang tidak sesuai untuk sekolah.

Aturan
Selain itu, larangan ber-make up bagi siswa ini juga diterapkan oleh hampir semua sekolah. ”Dari aturan itu sudah jelas bahwa ber-make up ini termasuk berdandan semaunya sehingga dilarang. Dan saya kira setiap sekolah menerapkan aturan yang sama,” ujarnya.
Pemakaian make up ini diperbolehkan pada saat siswa berada di luar sekolah dan bukan dalam rangka kegiatan sekolah. Dia menegaskan, meski misalnya siswa sedang mengadakan studi tour ke suatu tempat dan menggunakan seragam sekolah, siswa tak boleh ber-make up.
Lalu bagaimana jika kegiatan sekolah tersebut menuntut siswa menggunakan make up, misalnya pada saat mengikuti lomba Teather atau drama? Eko mengatakan hal tersebut dibolehkan karena hal itu merupakan ”keharusan” untuk menunjang penampilan, asalkan tidak terlalu mencolok.
Namun saat kembali melakukan aktivitas belajar mengajar, siswa sudah harus bersih dari make up.
”Kalau siswa mengikuti kegiatan yang menuntut pemakaian make up, silakan saja. Bahkan sekolah menyediakan reward bagi siswa yang berprestasi, baik bebas iuran rutin ataupun uang tunai. Tapi kalau sudah kembali bersekolah, sudah tidak memakai make up lagi,” imbuhnya.

Dandan Menor ke Sekolah, Perlu Gitu?

SAMBIL tersenyum, Laras (nama samaran) siswi Kelas XI bahasa mulai memoles wajah mulusnya dengan pelembap yang mengandung tabir surya. Enggak lama kemudian, jemari lincahnya mulai mengambil bedak tabur dengan kemasan berwarna kuning dan bergambar perempuan sedang tersenyum. Sedikit terbatuk terkena debu bedak, tapi Laras enggak surut untuk terus membubuhkan bedak dengan bantuan spons. Terakhir, cewek yang baru aja memakai seragam putih abu-abu ini memoleskan lip balm rasa strawberry milk ke bibirnya. Setelah mematut beberapa kali lagi ke cermin, Laras tersenyum dan bergegas keluar kamar.

Di kamar dan rumah terpisah, seorang cowok ABG juga melakukan kegiatan serupa. Bedanya, Bayu –demikian nama cowok tersebut, enggak memoleskan bedak dan lip balm ke wajah dan bibirnya. Setelah rapi memakai seragamnya, lotion Aloe vera pun mampir ke lengannya yang cokelat terbakar matahari. Lalu dengan dua jarinya, ia mencolek gel dan segera diusapkan ke rambutnya yang masih setengah basah. Voila! Rambutnya yang berpotongan ala David Beckham pun rapi seketika. Persis seperti Laras, Bayu juga mematut beberapa kali cermin sebelum meninggalkan kamar.

Hayoo, dua penggal kisah di atas kurang lebih sama kan, dengan apa yang Belia alami setiap pagi, setelah mandi, sebelum berangkat ke sekolah? Dandan sebelum melakukan aktivitas, dalam hal ini pergi ke sekolah adalah hal yang wajar. Menurut sumber yang belia dapat dari situs iqeq.web.id., di usia Belia ini merupakan waktunya memasuki masa pubertas dengan salah satu cirinya yang mulai memerhatikan penampilan.

Dari survei kecil via SMS yang dilakukan terhadap 50 orang perempuan yang masih duduk di bangku SMP dan SMA, 45 orang mengaku memakai make up ke sekolah. Sisanya bilang kalau enggak memakai make up apa pun jika pergi sekolah. Make up di sini termasuk bedak, tabir surya, pelembap, lip balm, atau lip gloss. "Biar kelihatan fresh aja. Menurut saya, pelajar pake make up boleh-boleh aja, asal enggak berlebihan. Enggak usah pake lipstik dan lain-lainnya, bedak udah pas kalau untuk pelajar," ucap Maya (samaran) yang sekolah di MA Walisongo.

Mereka yang ngaku memakai make up ke sekolah, rata-rata hanya memakai pelembap, bedak, dan lip balm. "Saya pake ini supaya muka terlindungi dan bibir enggak kering. Menurut saya, jangan terlalu cuek untuk masalah perawatan. Tetapi kalau ke sekolah, pakai yang natural aja supaya fresh dan enggak terlihat kecentilan," tutur Vanny(samaran), siswa MA Walisongo

Enggak wajar

Kalau menurut Bu Alva Handayani, psikolog sekaligus pemerhati masalah pendidikan, memakai make up ke sekolah itu salah satu tindakan yang enggak wajar. "Kalau ke sekolah memakai make up seperti blush on atau eye liner jelas enggak wajar, karena ada aturan sekolah yang melarang siswanya untuk tampil berlebihan. Tetapi di luar sekolah pun, masih ada aturan atau norma sosial yang berlaku," ucap Bu Alva.

Ibu Agustin, salah satu kepala sekolah di Jepara, juga menegaskan kalau di sekolah ada aturan yang jelas tentang pemakaian kosmetik. "Di sekolah kami, ada peraturan yang menyebutkan setiap siswa tidak boleh memakai make up berlebihan. Eye shadow, blush on, eye liner, sampai rambut yang diwarnai pun tidak diperkenankan. Semua ada sanksinya jika melanggar," tutur beliau menegaskan. Sanksi yang Bu Gustin bilang ini enggak main-main, lho. "Sanksi hari pertama berupa teguran. Jika tidak mempan, hari berikutnya kami menelefon orang tuanya. Kalau masih enggak mempan baru ada tindakan. Dulu sampai ada yang kami bawa ke salon untuk mengembalikan warna asli rambutnya," kata Bu Gustin lagi.

Fenomena pelajar yang bermake up ke sekolah, bukan baru-baru ini saja terjadi. "Remaja sekarang atau remaja dulu juga pernah mengalami hal ini. Bedanya, remaja sekarang diberi banyak pilihan produk untuk dipakai. Iklan di TV, sinetron, sampai majalah, mengasosiasikan bahwa dengan memakai make up bisa menarik lawan jenis. Ini salah satu cara cuci otak kalau make up bisa mengubah seseorang yang asalnya enggak pede menjadi pede," tutur Bu Elsa

Jika Belia enggak pede karena bau badan, tentu ini bisa dimaklumi. Tapi enggak pede karena wajah kurang berwarna saat di sekolah, ini yang sulit dimaklumi oleh para guru. "Pemakaian tabir surya, bedak tipis, atau deodoran itu wajar lah. Kami juga menoleransi siswa yang diharuskan memakai kosmetik untuk alasan tertentu seperti anjuran dokter, atau yang bersifat medis lainnya. Tetapi kalau siswa sudah berdandan di luar batas wajar atau melanggar peraturan sekolah, tentu tidak ada toleransi," kata Bu Susan, bagian Pembinaan dan Pelatihan Guru Yayasan Pendidikan Walisongo.

Jangan salah, sanksi tegas dari sekolah bisa aja keluar kalau Belia keukeuh pengen tampil beda dengan menggunakan make up. Bahkan menurut Prianka (samaran), cewek kelas X MA Walisongo, kakak kelas pun punya cara sendiri untuk bikin adik-adik kelasnya enggak kecentilan. "Selain enggak boleh sama sekolah, suka ’dicirian’ sama kakak kelas. Kalau saya sih, pakai make up tipis biar seger enggak apa-apa, asal jangan menor!"

Penempatan diri saat bermake up itu jadi penting saat pengaruh dari media sangat kuat. Kitalah yang mesti pandai dalam menentukan pilihan. Kalau di sinetron remaja semua anak sekolah memakai make up tebal dan aksesoris berlebihan, harusnya tontonan tersebut enggak ada dalam daftar pilihan Belia. "Mereka memakai make up berlebihan atau menor, bisa saja untuk menutupi sesuatu yang kurang dalam diri mereka. Mungkin mereka memakai make up tebal untuk mencuri perhatian dari lingkungannya, atau ada alasan yang lebih berbahaya. Jadi memiliki ketertarikan lebih terhadap lawan jenis, misalnya," ungkap Bu Alva.

Faktor lingkungan juga salah satu penentu gaya apa yang akan dipilih oleh Belia, baik itu untuk ke sekolah atau sekadar jalan-jalan sama sahabat. "Kalau standar cantik di lingkungannya itu adalah yang menor, mungkin kecantikan yang seperti itu yang akan dipertahankan. Tetapi kalau standar cantiknya sekadar tampil fresh, itu yang akan dipilih," katanya. Standar cantik dalam lingkungan memang akan berbeda. Namun, gimana jika memakai make up untuk nutupin kekurangan yang ada dalam diri Belia?

Jika alasannya seperti yang belia sebut di atas, sebenernya itu bukan solusi yang tepat. "Memang first impression itu datangnya dari penampilan fisik, kemudian lanjut ke perilaku dan isi otak, dan terakhir bisa lewat prestasi. Ada cara-cara lain yang bisa diterapkan untuk bisa jadi perhatian. Kalau bisa nunjukkin bahwa kamu orangnya perhatian kepada lawan bicara atau teman-teman di kelas, bukan enggak mungkin kan, kamu bakal jadi orang yang punya kasta setara dengan mereka yang memang dikenal karena penampilan fisik atau prestasinya?" tuturnya menjelaskan.

It’s all about process, dear… Kamu enggak bakal dikenal oleh guru-guru jika nilai kamu selalu jeblok. Kamu enggak akan dikenal di temen seangkatan kamu kalau kamu enggak punya prestasi yang bisa dibanggakan. Tetapi, kamu enggak mau dikenal karena memakai make up berlebihan kan? Jadi, masih menganggap memakai make up berlebihan ke sekolah itu penting? ***
Pesen zenis.... jangan kelewatan pake makeup...ntar malah banyak jerawatnya? hehehe....

1 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda